July 17, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Gelombang Deportasi Iran Paksa Jutaan Warga Afghanistan Hadapi Masa Depan Suram

TEHERAN, IRAN – Gelombang deportasi massal yang dilakukan Iran terhadap warga Afghanistan telah mencapai puncaknya, dengan perkiraan lebih dari satu juta orang telah dipaksa kembali ke negara asal mereka yang sudah porak-poranda. Para pengungsi yang kembali ini, banyak di antaranya telah tinggal di Iran selama beberapa dekade, kini menghadapi kenyataan pahit di Afghanistan: kemiskinan yang meluas, krisis kemanusiaan yang akut, dan pembatasan hak-hak perempuan serta anak perempuan yang sangat ketat di bawah pemerintahan Taliban.

Angka deportasi telah meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh tekanan ekonomi di Iran, kekhawatiran keamanan, atau alasan politik domestik. Setiap harinya, ribuan warga Afghanistan yang seringkali hanya membawa sedikit barang pribadi, tiba di perbatasan Afghanistan, terlantar dan tanpa prospek yang jelas. Banyak dari mereka adalah pekerja migran yang mengirimkan uang kembali ke keluarga di Afghanistan, dan kini kehilangan satu-satunya sumber penghidupan mereka.

Krisis Kemanusiaan di Perbatasan

Situasi di titik-titik perbatasan, terutama di provinsi Nimroz dan Herat, sangat memprihatinkan. Badan-badan bantuan kemanusiaan dan PBB melaporkan bahwa kapasitas untuk menampung dan membantu para deportasi telah mencapai batasnya. Banyak dari mereka yang kembali adalah perempuan dan anak-anak, yang lebih rentan terhadap eksploitasi dan kesulitan. Kurangnya tempat penampungan yang layak, makanan, air bersih, dan layanan kesehatan mendesak menjadi masalah utama.

Para deportasi seringkali tiba dalam keadaan trauma, setelah perjalanan yang melelahkan dan perpisahan paksa dari kehidupan yang telah mereka bangun di Iran. Banyak kisah pilu muncul dari mereka yang kembali, menggambarkan keputusasaan yang mendalam.

“Kami meninggalkan rumah kami di Afghanistan bertahun-tahun yang lalu karena perang. Kami membangun hidup baru di Iran, bekerja keras. Sekarang mereka mengusir kami, dan kami tidak punya apa-apa. Ke mana kami harus pergi?” kata salah seorang yang dideportasi, suaranya dipenuhi keputusasaan.

Situasi ini diperparah oleh cuaca ekstrem, dengan suhu dingin yang membekukan di musim dingin dan panas yang menyengat di musim panas, membuat kondisi hidup bagi mereka yang tidak memiliki tempat berlindung semakin sulit.

Bayangan Kemiskinan dan Pembatasan Hak

Kembalinya jutaan orang ini terjadi pada saat Afghanistan sedang menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, ekonomi negara itu telah runtuh, bantuan internasional berkurang drastis, dan jutaan orang bergantung pada bantuan pangan untuk bertahan hidup. PBB memperkirakan bahwa lebih dari dua pertiga populasi Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Selain kemiskinan ekstrem, para deportasi, khususnya perempuan dan anak perempuan, harus menghadapi sistem yang secara sistematis mengikis hak-hak dasar mereka. Taliban telah memberlakukan serangkaian dekret yang melarang perempuan untuk bekerja di sebagian besar sektor, mengakses pendidikan di atas tingkat dasar, dan muncul di depan umum tanpa pengawasan laki-laki. Pembatasan ini secara efektif mengisolasi setengah dari populasi dan menghambat kemampuan Afghanistan untuk membangun kembali dirinya.

Bagi keluarga yang kembali, prospek untuk mencari pekerjaan atau menyekolahkan anak-anak mereka, terutama anak perempuan, menjadi semakin mustahil. Banyak yang tidak memiliki rumah atau tanah untuk kembali, dan sumber daya masyarakat lokal juga sudah sangat terbatas. Situasi ini menciptakan lingkaran setan kemiskinan dan ketidakpastian yang tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

Komunitas internasional terus menyerukan diakhirinya deportasi massal ini dan mendesak Iran untuk menghormati hak asasi manusia para migran. Namun, tanpa solusi jangka panjang untuk krisis di Afghanistan dan dukungan internasional yang memadai, masa depan bagi jutaan warga Afghanistan yang dideportasi ini tetap diselimuti kegelapan pada 16 July 2025.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.