November 5, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Gempa 6.3 SR Guncang Afghanistan Utara: Puluhan Tewas, Kerusakan Meluas

Sebuah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.3 mengguncang wilayah Afghanistan utara pada 04 November 2025, menyebabkan kehancuran signifikan, puluhan korban jiwa, dan kerusakan luas pada infrastruktur vital, termasuk Masjid Biru yang ikonik di Mazar-i-Sharif. Guncangan kuat ini memicu kepanikan massal dan menambah daftar panjang krisis kemanusiaan yang melanda negara tersebut.

Pusat gempa dilaporkan berada di dekat Mazar-i-Sharif, sebuah kota besar yang terkenal dengan arsitektur Islamnya yang megah, termasuk Masjid Biru atau Rawze-e Sharif. Laporan awal dari otoritas setempat menyebutkan bahwa puluhan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya operasi pencarian dan penyelamatan di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau.

Dampak Kemanusiaan dan Kerusakan Infrastruktur

Gempa bumi tidak hanya merenggut nyawa tetapi juga menghancurkan ribuan rumah, menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal. Banyak desa di provinsi Samangan dan Balkh dilaporkan hancur total, dengan bangunan-bangunan bata lumpur yang rentan ambruk dengan mudah. Selain perumahan, infrastruktur penting lainnya seperti jalan, jembatan, dan fasilitas komunikasi juga mengalami kerusakan parah, mempersulit upaya bantuan.

Masjid Biru, salah satu situs warisan budaya paling berharga di Afghanistan, mengalami kerusakan struktural yang signifikan. Kubah dan menara masjid, yang telah berdiri kokoh selama berabad-abad, retak di beberapa bagian, menimbulkan kekhawatiran serius tentang integritas strukturnya. Kerusakan pada landmark ini menjadi simbol dari dampak besar yang ditimbulkan gempa terhadap kekayaan sejarah dan budaya Afghanistan.

“Situasi di lapangan sangat memprihatinkan. Banyak desa terpencil yang kini terisolasi, dan tim penyelamat menghadapi medan yang sulit serta minimnya alat berat. Setiap detik sangat berharga untuk menemukan korban yang selamat,” ujar seorang koordinator bantuan kemanusiaan dari PBB yang enggan disebut namanya, menggambarkan tantangan yang dihadapi tim penyelamat.

Kebutuhan mendesak kini meliputi tenda darurat, makanan, air bersih, selimut, dan pasokan medis. Dengan datangnya musim dingin yang keras di Afghanistan, ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal menghadapi ancaman hipotermia dan penyakit, terutama anak-anak dan lansia yang lebih rentan.

Tantangan Bantuan dan Rekonstruksi

Otoritas de facto di Afghanistan telah mengumumkan pengerahan tim penyelamat dan pendistribusian bantuan awal, namun skala bencana diperkirakan melampaui kapasitas mereka. Kondisi ekonomi negara yang sudah rapuh, diperparah oleh sanksi internasional dan penghentian bantuan pembangunan sejak pergantian kekuasaan, membuat upaya tanggap darurat semakin berat.

Komunitas internasional didesak untuk segera memberikan bantuan kemanusiaan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi nirlaba telah mulai mengoordinasikan respons, namun logistik pengiriman bantuan ke daerah-daerah terpencil di Afghanistan yang bergunung-gunung selalu menjadi tantangan besar. Selain itu, kondisi politik yang tidak stabil dapat menghambat akses dan kecepatan distribusi bantuan.

Gempa ini bukan yang pertama kali melanda Afghanistan. Pada Juni 2022, gempa bumi kuat di provinsi Paktika dan Khost menewaskan lebih dari 1.000 orang, menyoroti kerentanan negara itu terhadap bencana alam. Bencana berulang ini, ditambah dengan krisis pangan, kemiskinan ekstrem, dan akses terbatas terhadap layanan dasar, semakin memperburuk penderitaan jutaan warga Afghanistan. Proses rekonstruksi diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun dan membutuhkan investasi besar serta dukungan berkelanjutan dari dunia internasional.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.