July 10, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Israel Tingkatkan Operasi Darat di Lebanon, Kekhawatiran Perang Meluas

Militer Israel dilaporkan telah melancarkan serangkaian operasi darat baru di wilayah selatan Lebanon, memicu kekhawatiran serius akan eskalasi konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Langkah ini menandai peningkatan signifikan dalam strategi Israel melawan kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran, menyusul berbulan-bulan serangan udara dan artileri lintas batas.

Inisiatif darat yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ini disebut sebagai respons terhadap aktivitas Hizbullah di perbatasan, yang menurut Tel Aviv, mengancam keamanan wilayahnya. Tindakan ini juga menambah tekanan bagi Hizbullah untuk melucuti senjatanya di tengah kekhawatiran global akan potensi perang regional yang menghancurkan.

Latar Belakang Eskalasi Perbatasan

Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon telah meningkat drastis sejak pecahnya konflik di Gaza pada Oktober lalu. Hizbullah, yang menguasai sebagian besar wilayah selatan Lebanon dan memiliki persenjataan berat, telah secara aktif melancarkan serangan roket dan rudal ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas di Gaza. Sebagai respons, Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari terhadap apa yang mereka sebut sebagai target-target Hizbullah, termasuk infrastruktur, gudang senjata, dan posisi tempur.

Menurut pernyataan dari juru bicara IDF, operasi darat terbaru ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghilangkan ancaman dari Hizbullah dan menegaskan zona aman di sepanjang perbatasan. Namun, langkah ini secara signifikan meningkatkan risiko bentrokan langsung dan perluasan cakupan konflik. Analis militer mencatat bahwa operasi darat, meskipun terbatas, dapat dengan cepat memicu respons yang tidak terduga dari Hizbullah, yang berpotensi menarik aktor-aktor regional lainnya ke dalam konflik.

Tekanan Disarmament dan Kekhawatiran Internasional

Tekanan internasional terhadap Hizbullah untuk melucuti senjatanya semakin meningkat di tengah kekhawatiran akan stabilitas regional. Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berulang kali menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mematuhi resolusi internasional, khususnya Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang menyerukan gencatan senjata permanen dan penarikan semua pasukan bersenjata di luar Litani River di Lebanon selatan, kecuali Tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL).

“Situasi di perbatasan Israel-Lebanon sangat mengkhawatirkan. Eskalasi lebih lanjut dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi seluruh kawasan,” ujar seorang diplomat senior PBB yang tidak ingin disebutkan namanya, dalam sebuah wawancara dengan media nasional pada 10 July 2025. “Penting bagi Hizbullah untuk mematuhi resolusi PBB yang menyerukan penarikan pasukannya dari perbatasan dan pelucutan senjatanya demi stabilitas jangka panjang.”

Pemerintah Lebanon, yang sudah berjuang dengan krisis ekonomi yang parah dan ketidakstabilan politik, berada dalam posisi sulit. Mereka berusaha menyeimbangkan kedaulatan nasional dengan realitas kekuatan Hizbullah yang signifikan di dalam negeri. Perdana Menteri Lebanon telah menyerukan diakhirinya agresi Israel dan mediasi internasional untuk mencegah konflik yang tidak diinginkan yang dapat memperburuk krisis kemanusiaan dan ekonomi yang sudah ada.

Dengan ketegangan yang memuncak dan laporan-laporan tentang pergerakan pasukan darat, komunitas internasional terus memantau situasi dengan cermat, berharap upaya diplomatik dapat meredakan krisis sebelum terlambat dan mencegah Timur Tengah jatuh ke dalam konflik berskala penuh yang akan memiliki dampak global.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.