December 13, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Target Emas SEA Games 2025: Zainudin Amali Picu Perdebatan Beban Timnas U-23

Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, kembali menjadi sorotan publik menyusul pernyataannya terkait target Tim Nasional Indonesia U-23 di ajang SEA Games 2025. Pernyataan Amali yang secara tegas menargetkan medali emas dianggap sebagian pihak dapat membebani mental dan psikis para pemain muda, memantik perdebatan luas di kalangan pemerhati sepak bola nasional pada 13 December 2025.

Sebelumnya, saat menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Amali dikenal seringkali melontarkan target tinggi untuk cabang olahraga sepak bola, khususnya di pentas internasional. Konsistensi dalam menargetkan emas untuk SEA Games 2025, meskipun event tersebut masih dua tahun lagi, menimbulkan pertanyaan tentang urgensi dan dampak psikologisnya terhadap persiapan tim.

PSSI sebagai induk organisasi sepak bola nasional memiliki tanggung jawab besar dalam mempersiapkan tim. Namun, pernyataan yang secara eksplisit menargetkan emas sedini ini, tanpa disertai penjelasan mendalam tentang program pembinaan dan strategi yang komprehensif, dikhawatirkan justru menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, target bisa memotivasi, namun di sisi lain, bisa menjadi beban mental yang kontraproduktif, terutama bagi pemain U-23 yang masih dalam tahap pengembangan karier.

Dilema Ekspektasi dan Kondisi Mental Pemain

Tekanan untuk berprestasi di kancah SEA Games selalu tinggi bagi Timnas Indonesia. Dengan usia pemain U-23, mereka berada di fase krusial dalam karier sepak bola profesional. Ekspektasi publik dan pejabat tinggi PSSI dapat mempengaruhi mentalitas mereka secara signifikan. Para pemain muda ini tidak hanya berjuang untuk kemampuan teknis, tetapi juga harus menghadapi sorotan media, tekanan dari suporter, serta harapan seluruh bangsa.

Sejumlah pengamat sepak bola dan psikolog olahraga berpendapat bahwa penetapan target yang terlalu dini dan eksplisit dapat menciptakan atmosfer yang kurang kondusif bagi pengembangan pemain. Fokus seharusnya pada proses, peningkatan kualitas individu, dan pembangunan tim yang solid, bukan semata-mata pada hasil akhir yang instan. Kesiapan mental menjadi aspek krusial yang sering terabaikan di tengah hiruk pikuk target medali.

“Emas memang sebuah cita-cita luhur dan wajar untuk ditetapkan. Namun, tekanan berlebihan justru bisa kontraproduktif. PSSI dan jajaran pelatih harus fokus pada proses pengembangan pemain, bukan hanya hasil akhir semata. Kesiapan mental adalah kunci utama yang harus dibangun secara bertahap, bukan dengan memberikan beban target sejak awal.”

Rekam Jejak dan Proyeksi Timnas Menuju 2025

Indonesia memiliki rekam jejak yang bervariasi di SEA Games. Meskipun Timnas U-22 berhasil meraih medali emas pada SEA Games 2023 di Kamboja, mengakhiri puasa gelar selama 32 tahun, konteks dan dinamika untuk edisi 2025 mungkin berbeda. Tim U-23 yang akan berlaga di Thailand pada 2025 akan diisi oleh generasi pemain yang berbeda, dengan tantangan dan lawan yang juga berkembang.

Pengalaman sukses di SEA Games 2023 seharusnya menjadi modal positif, namun bukan berarti target emas di 2025 bisa ditetapkan secara instan tanpa strategi yang matang. PSSI perlu memastikan adanya program pembinaan berjenjang yang berkelanjutan, persiapan uji coba internasional, serta dukungan psikologis yang memadai bagi para pemain. Pendekatan holistik yang mengutamakan pengembangan pemain secara menyeluruh, baik fisik, teknik, taktik, maupun mental, menjadi kunci utama.

Tensi dan harapan yang mengiringi perjalanan Timnas U-23 menuju SEA Games 2025 akan terus meningkat. Pernyataan Zainudin Amali ini menjadi pengingat bagi PSSI untuk mengelola ekspektasi dengan bijak, serta menyusun strategi yang komprehensif dan realistis. Keseimbangan antara ambisi meraih prestasi dan perlindungan terhadap psikis atlet muda adalah tantangan nyata yang harus dihadapi demi masa depan sepak bola Indonesia.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda